BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Salah satu
cirri makhluk hidup adalah bereproduksi (berkembang biak). Reproduksi bertujuan
untuk melestarikan atau mempertahankan keberadaan atau eksistensi suatu spesies
tersebut. Ada dua cara perkembangbiakan secara umum yaitu vegetative dan
generative. Perkembangbiakan secara vegetative umumnya terjadi pada tumbuhan
dan hewan tingkat rendah. Sedangkan perkembangbiakan secara generative umumnya
terjadi pada hewan dan tumbuhan tingkat tinggi. Perkembangbiakan secara generative
melibatkan individu jantan dan individu betina. Individu jantan akan
menghasilkan sel kelamin jantan atau sperma, sedangkan individu betina akan
menghasilkan sel kelamin betina atau sel telur (ovum).
Seperti
organisme lainnya, manusia berkembangbiaj secara seksual dan pada saat tertentu
akan membentuk sel-sel kelamin (gamet). Setelah sel telur di dalam ovarium
masak, dinding rahim menebal dan banyak mengandung pembuluh darah. Pembuahan
didahului oleh peristiwa ovulasi, yaitu lepasnya sel telur yang masak dari
ovarium. Jika sperma bertemu dengan ovum akan terjadi pembuahan. Pembuahan
terjadi di oviduk. Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot. Zigot
yang terbentuk segera diselubungi oleh selaput, kemudian menuju ke rahim. Di
dalam rahim zigot menanamkan diri pada dinding rahim yang telah menebal.
Selaput ini
dikenal dengan nama selaput embrionik. Selaput terbentuk selama perkembangan
embrio dan bukan merupakan bagian dari tubuh embrio dan letaknya di luar tubuh
embrio. Memiliki fungsi sebagai media perantara pertukaran zat serta
perlindungan bagi embrio, pemberi nutrisi, proteksi dan sekresi.
Plasenta adalah organ embrio yang merupakan pertautan
antara jaringan embrio dan jaringan induk. Pada manusia, jaringan induk yang
ikut serta dalam pembentukan plasenta adalah endometrium uterus. Pembentukan
plasenta pada manusia dimulai pada minggu pertama kehamilan dan berkembang
terus sampai kehamilan berumur sekitar 8 bulan.
B.
Rumusan
masalah
1. Apa
pengertian selaput embrio?
2.
Apa saja jenis-jenis dan fungsi dari selaput embrio?
3. Pengertian
plasenta?
4. Bagaimana perkembangan dan pertumbuhan plasenta?
5. Bagaimana
stuktur anatomi pada plasenta?
6. Apa saja
macam-macam plasenta serta sistem sirkulasi plasenta?
C. Tujuan
penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian selaput embrio.
2. Untuk
mengetahui dan memahami jenis-jenis dan fungsi dari selaput embrio
3. Untuk
mengetahui pengertian plasenta
4. Menjelaskan perkembangan dan pertumbuhan plasenta
5. Mengetahui stuktur anatomi pada plasenta
6. Mengetahui fungsi plasenta, tipe-tipe plasenta serta sirkulasi plasenta
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Selaput
embrio
1.
Pengertian
Selaput
embrio merupakan selaput pada bagian luar yang membungkus embrio agar berada
persis pada posisi normal di dalam organ reproduksi betina yaitu tempat embrio
berkembang, berfungsi sebagai perlindungan agar embrio tidak terkontaminasi
oleh antigen lain. Selaput embrio berfungsi sebagai media perantara bagi
pertukaran zat serta perlindungan bagi embrio. Embrio dapat bertahan hidup
sendiri selama beberapa waktu dengan menyerap makanan dari kantung kuning
telur.
2.
Jenis-jenis
selaput embrio dan fungsi selaput embrio
a.
Amnion
Berasal dari
bahasa Yunani, amnion yang berarti
membran fetus. Seperti kantung tipis yang berasal dari somaotopleura, membentuk
suatu kantung menyelubungi embrio dan berisi dengan cairan. Keberadaan selaput
ini sangat khas pada reptile, burung dan mamalia sehingga pada kelompok ini
sering disebut dengan kelompok amniota, sedangkan ikan dan amfibi tidak
mempunyai amnion dan disebut anamiota. Fungsi amnion antara lain sebagai alat
pernapasan, menyelubungi dan melindungi embrio dari tekanan fisik, dan tempat
mengambang, memungkinkan pergerakan tungkai dari tubuh embrio.
b.
Kantung
kuning telur (yolk)
Kantung
kuning telur sangat erat fungsinya dalam nutrisi pada embrio dan kuning telur
bekerja dalam waktu yang cukup singkat karena fungsi kerjanya dalam pertumbuhan
berikutnya akan dilanjutkan oleh allantois. Mencegah embrio dari kekeringan,
mengurangi resiko guncangan, dan menyerap putih telur (pada ayam).
Mengangkut
bahan makanan, gas, dan sisa metabolism lain. Sebagai kantung urin embrional
dan sebagai paruparu embrional. Kuning telur dicerna oleh enzim yang dihasilkan
kantung kuning telur dan hasil cernaan itu dibawa ke embrio melalui pembuluh
darah kantung kuning telur.
3.
Allantois
Allantois
tumbuh dari saluran pencernaan belakang dan terletak dibagian dalam dari korion
seperti balon besar yang kempis. darah dari embrio dialirkan ke luar masuk
dalam allantois oleh pembuluh allantois. Fungsi utamannya adalah sebagai tempat
penampung dan penyimpan urin dan sebagai organ pertukaran gas antar embrio dan
lingkunga luarnya. Pada reptile dan burung, allantois merupakan suatu sistem
tertutup. Sehingga allantois harus memisahkan sisa-sisa metabolisme nitrogen
agar tidak menimbulkan efek toksik terhadap embrio. Pada mamalia, peran
allantois erat kaitannya dengan efisiensi pertukaran yang berlangsung pada
perbatasan fetus maternal.
4.
Karion
atau serosa
Berasal dari
bahasa Yunani, chorion yang berarti
kulit. Karion atau serosa adalah membran embrio yang paling luar dan berbatasan
dengan cangkang atau jaringan induk, jadi merupakan tempat pertukaran antara
embrio dan lingkungan sekitarnya. Pada hewan-hewan ovipar, korion berfungsi
sebagai pertukaran gas bagi respirasi. Pada mamalia, korion tidak hanya
berperan sebagai pembungkus dan respirasi saja tetapi juga dalam nutrisi,
ekskresi, filtrasi, dan sintesis hormon.
B.
Plasenta
1.
Pengertian
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat
pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya. Pertumbuhan Plasenta makin lama
makin bear dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan
sekitar 16 minggu. Jiwa anak tergantung plasenta, baik tidaknya anak tergantung
pada baik buruknya plasenta. Plasenta merupakan organ sementara yang
menghubungkan ibu dengan janin. Plasenta memproduksi beberapa hormon penting
dalam kehamilan yaitu Human Chorionic Gonatropin (HCG) dan Human Plasenta
Lactagen (PHL).
a. Bentuk dan ukuran plasenta :
1)
Bentuk
bundar/oval
2)
Diameter
15-25 cm, tebal 3-5 cm
3)
Berat
rata-rata 500-600 gram
4)
Insersi tali
pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat ditengah/ sentrali, disamping/
lateralis, atau di ujung tepi/ marginalis
5)
Disisi ibu,
tampak daerah-daerah yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis
desidua basalis
6)
Disisi
janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh orion) menuju tali
pusat. Orion diliputi oleh amnion
7)
Sirkulasi
darah ibu di plasenta sekitar 3000cc/menit (20 minggu) meningkat 600 cc – 7000
cc/menit (aterm)
b. Letak plasenta
Letak plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang
agak ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian
atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.
c. Keadaan plasenta
1) Bagian ibu/ permukaan materna
a.
Permukaan
yang menghadap ke dinding rahim
b.
Warnanya
merah tua
c.
Permukaannya
kasar beralur-alur sehingga seolah-olah terbagi dalam beberapa belah yang disebut kotiledon
d.
Permukaan maternal mempunyai 15-20 kotiledon
2) Bagian janin/permukaan fetal
a.
Permukaan
fetal diliputi lapisan amnion yang tipis dan bening sehingga kelihatan membayang dibawahnya pembuluh
darah yang bercabang.
b.
Pada
permukaan janin dan plasenta terutama tali pusat
c.
Tali pusat
merupakan penghubung janin dan plasenta
d.
Tebalnya
kira-kira 50 cm, berwarna putih kuning dan tampak terpilih yang tidak sama
tebalnya pada semua tempat didalam tali pusat terdapat tiga pembuluh darah
yaitu satu vena umbilikalis dan dua arteri umbilikalis.
2. Pembentukan plasenta
Pada minggu-minggu pertama
perkembangan, jonjot-jonjot meliputi seluruh permukaan korion. Dengan
berlanjutnya kehamilan, jonjot pada kutub embrional terus tumbuh dan meluas
membentuk korion frondosum (korion berjonjot lebat seperti
semak-semak).Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi dan menjelang
bulan ketiga sisi korion ini menjadi halus dan disebut korion leave. Setelah
minggu pertama (hari 7-8), sel-sel trofoblas yang terletak di atas embrioblas
yang berimplantasi di endometrium dinding uterus, mengadakan proliferasi dan
berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda :
a.
Sitotrofoblas : terdiri dari selapis sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, di sebelah dalam (dekat embrioblas).
b.
sinsitiotrofoblas :
terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas, di sebelah luar (berhubungan dengan
stroma endometrium).
3. tahap-tahap pembentukan plasenta
a.
stadium
berongga (Lacunar stage )
Pada
hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh
menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada
lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling
berhubungan.
b. Sirkulasi uteroplasma/sistem sirkulasi feto-maternal
Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan endotel
kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna)
tersebut dialiri masuk oleh darah
ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya
sistem sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.
Antara
lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk
sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang
disebut mesoderm
ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate).Bagian yang berbatasan
dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh
lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas
yang telah dialiri darah
ibu. Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih
aktif dibandingkan daerah lainnya.
c.
Terbentuknya rongga selom ekstra embryonal atau rongga
karion
Di
dalam lapisan mesoderm
ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin besar dan
bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin
jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal
coelomic space) atau rongga korion (chorionic space).
Di
sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas
mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang
dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi).
Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu.
d. Sirkulasi feto-materna
Setelah
infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring dengan perkembangan trofoblas
menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi utero-plasenta. Melalui pembuluh
darah tali
pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin
tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap
terpisah oleh dinding pembuluh
darah janin dan lapisan korion.
Dengan
demikian, komponen
sirkulasi dari ibu (maternal)
berhubungan dengan komponen
sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali
pusat. Sistem tersebut dinamakan
sirkulasi feto-maternal.
e. Plasenta
Pertumbuhan plasenta makin lama makin
besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan
sekitar 16 minggu. Plasenta “dewasa” / lengkap yang normal :
1)
bentuk bundar / oval
2)
diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
3)
berat rata-rata 500-600 g
4)
insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan
plasenta) dapat di tengah / sentralis, di samping / lateralis, atau di ujung
tepi / marginalis
5)
di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol
(kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basalis.
6)
di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar
(pembuluh korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
7)
sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit
(20 minggu) meningkat sampai 600-700 cc/menit (aterm).
4. Tali pusar
Tali pusat
tali yang menghubungkan janin dengan urin dengan ciri:
a.
Tebal
kira-kira sebesar jari
b.
Panjang 50
cm
c.
Berwarna
putih kuning
d.
Tampak
terpilin dan tidak pada semua tempat tebalnya
e.
Tali pusat
duliputi oleh amnion yang sangat erat melekat. Selain berisi arteri dan vena
umbilikalis, tali pusat berisi pula zat seperti agar-agar yang disebut Selei
Wharton.
5. Macam-macam plasenta
a.
Berdasarkan bentuknya
1)
plasenta
normal
2)
plasenta
membranasea
3)
plasenta
suksenturiata
4)
plasenta
spuria
5)
plasenta
bilobus
6)
plasenta
trilobus
b.
berdasarkan dingding rahim
1)
plasenta
adhesiva
2)
plasenta
akreta
3)
plasenta
inkreta
4)
plasenta
perkreta
6. Fungsi plasenta
a.
Fungsi plasenta bagi janin :
1)
Organ respirasi
2)
Organ transfer nutrisi dan ekskresi
3)
Organ untuk sintesa hormon
Diperkirakan pula memiliki peranan
sebagai barier imunologis yang melindungi janin dari reaksi penolakan oleh
sistem imunologi maternal.
b.
Transportasi bahan melalui plasenta berlangsung
melalui
1)
Melalui transpor pasif
a)
Difusi sederhana
b)
Difusi dengan fasilitas
2)
Transportasi aktif
a)
Reaksi enzimatik
b)
Pinocotys
Mekanisme diatas memerlukan energi dan kecepatan metabolisme plasenta
sebanding dengan yang terjadi pada hepar atau ginjal.
7. Eksresi
Ginjal, hati dan usus janin belum berfungsi dengan baik sebagai alat
pembuanga. Sisa metabolisme akan dibuang melalui plasenta yang dapat
menghubungkan janin dengan dunia luar secara tidak langsung.
Zat utama yang diekskresi adalah karbon dioksida ( CO2 ).
Bilirubin juga diekskresi karena sel darah merah diganti relatif sering.
Terdapat sedikit pemecahan jaringan yang terpisah serta jumlah urea dan asam
urat yang diekskresi sangat sedikit.
a.
Nutrisi
Sebagian
besar nutrien mengalami transfer dari ibu ke janin melalui metode transfer aktif yang melibatkan proses enzymatik.
Nutrien yang komplek akan dipecah menjadi komponen sederhana sebelum di
transfer dan mengalami rekonstruksi ulang pada villi chorialis janin. Glukosa
sebagai sumber energi utama bagi pertumbuhan janin (90%), 10% sisanya diperoleh
dari asam amino.
Jumlah
glukosa yang mengalami transfer meningkat setelah minggu ke 30. Sampai akhir
kehamilan, kebutuhan glukosa kira-kira 10 gram per kilogram berat janin,
kelebihan glukosa dikonversi menjadi glikogen
dan lemak.
Glikogen
disimpan di hepar dan lemak ditimbun disekitar jantung, belakang skapula. Pada
trimester akhir, terjadi sintesa lemak 2 gram perhari sehingga pada kehamilan
40 minggu 15% dari berat janin berupa lemak. Hal ini menyebabkan adanya
cadangan energi sebesar 21.000 KJ dan diperlukan untuk fungsi metabolisme dalam
regulasi suhu tubuh janin pada hari-hari pertama setelah lahir.
Pada bayi
preterm atau dismatur, cadangan energi lebih rendah sehingga akan menimbulkan
permasalahan.
Lemak dalam
bentuk asam lemak bebas sulit untuk di transfer. Lemak yang mengalami proses
transfer di resintesa kedalam bentuk fosfat dan lemak lain dan disimpan dalam
jaringan lemak sampai minggu ke 30. Setelah itu, hepar janin memiliki kemampuan
untuk sintesa lemak dan mengambil alih fungsi metabolisme.
Dalam sirkulasi janin terdapat fetal hemoglobin (F) yang
memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan sebaliknya mudah melepaskan
karbon dioksida melalui sistem difusi dalam plasenta.
Dengan adanya perbedaan afinitas tersebut, plasenta dapat menjalankan
fungsinya sebagai alat pernapasan. Makin tua kehamilan, semakin tinggi
konsentrasi adult hemoglobin (A) sebagai persiapan bernapas melalui
paru-paru pada saat kelahiran.
8. Respirasi
Vaskularisasi
yang luas didalam villi dan perjalanan darah ibu dalam ruang intervilus yang
relatif pelan memungkinkan pertukaran oksigen dan CO2 antara darah
ibu dan janin melalui difusi pasif. Setelah kebutuhan plasenta
terpenuhi, eritrosit janin mengambil oksigen dengan saturasi 70% dan PO2
30 – 40 mmHg, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan janin. CO2
melewati plasenta dengan difusi pasif.
Ion
Hidrogen, bicarbonate dan asam laktat dapat menembus plasenta melalui difusi sederhana sehingga status
keseimbangan asam-basa antara ibu dan anak sangat berkaitan erat. Oleh karena transfer berlangsung perlahan,
janin dapat melakukan “buffer” pada kejadian penurunan pH, kecuali bila
asidosis maternal diperberat dengan dehidrasi atau ketoasidosis sebagaimana
yang terjadi pada partus lanjut dimana janin dapat mengalami asidosis.
Efisiensi
pertukaran ini tergantung pada pasokan darah ibu melalui arteri spiralis dan fungsi
plasenta. Bila pasokan darah ibu terbatas seperti yang terjadi pada penyakit
hipertensi dalam kehamilan, penuaan plasenta sebelum saatnya , kehamilan
postmatur, hiperaktivitas uterus atau tekanan talipusat, maka ketoasidosis pada
janin dapat terjadi secara terpisah dari asidosis maternal.
9. Pembentukan hormon
Sejumlah
besar hormon dihasilkan oleh plasenta. Termasuk diantaranya hormon yang analog
dengan hormon hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid.
Hormon
|
Properti
|
Human Chorionic Somatotropin
(hCS)
|
Serupa dengan Growth Hormon
dan Prolaktin
|
Human Chorionic Gonadotropin
( hCG)
|
Stimulasi steroidogenesis
adrenal dan plasenta. Analog LH
|
Human Chorionic Gonadotropin
(hCT)
|
Analog dengan Thyrotropin
|
Corticotropin Releasing
Hormon (CRH)
|
Seperti pada deasa
|
Estrogen
|
Komplek. Stimulasi aliran
darah dan pertumbuhan uterus
|
Progestogen
|
Implantasi dan relaksasi
otot polos
|
Adrenocorticoid
|
Induksi sistem ensim dan
maturasi janin
|
Sejumlah produk plasenta dan metabolisme janin dapat digunakan untuk
skrining penyakit janin. Pengukuran alfafetoprotein yang dihasilkan oleh
hepar,usus dan yolc sac janin dapat digunakan untuk deteksi sejumlah kelainan
anatomi . Bersama dengan penentuan serum hCG maternal, dapat diperhitungkan
terjadinya trisomi.
10. Transper obat
Transfer
obat melalui plasenta tidak berbeda dengan nutrien lain pada umumnya. Kecepatan
transfer dipengaruhi oleh kelarutan dari molekul ion didalam lemak dan
ketebalan trofoblas. Pada paruh kedua kehamilan, trofoblas menjadi tipis dan
area plasenta bertambah luas sehingga transfer obat dapat berlangsung lebih
mudah.
Obat ilegal
(narkotika, cocain dan marihuana) yang dikonsumsi oleh ibu hamil dapat melewati
plasenta dan dapat mengganggu perkembangan janin.
Dampak dari
hal ini sulit ditentukan oleh karena selain obat ilegal, pasien biasanya juga
adalah perokok atau peminum alkohol.
Pertumbuhan
janin cenderung terhambat dan mengalami kelainan kongenital tertentu,
Seringkali mengakibatkan terjadinya persalinan preterm dan anak yang dilahirkan
dapat menunjukkan sindroma withdrawal.
11. Kelainan plasenta
a.
Insersio Marginalis
1.
Tali pusat di pinggir plasenta
2.
Tidak menimbulkan kesulitan
b.
Insersio Velamentosa
1.
Tali pusat tidak tertanam pada plasenta, tetapi
diselimuti janin
2.
Pembuluh-pembuluh darah tali pusat bercabang dalam
selaput janin
3.
Klinis: Bila kebetulan bagian selaput janin yang mengandung pembuluh darah berada di kutub bawah (vasa previa)
maka pada waktu pembuluh darah putus dan menyebabkan perdarahan yang berasal
dari janin sehingga janin akan meninggal
c.
Plasenta Bilobata
1.
Uri yang terdiri dari 2 bagian
2.
Klinis : tidak menimbulkan kesulitan
d.
Plasenta Fenestra
1.
Uri yang berlobang
2.
Klinis : tidak menimbulkan kesulitan
e.
Plasenta marginata
1.
Pada pinggir uri terdapat suatu lingkaran jaringan
tebal yang berwarna putih selebar 4 – 5 cm
2.
Jaringan putih ini sesungguhnya lipatan dari jaringan
selaput janin
3.
selaput janin tidak melekat pada pinggir jaringan uri tetapi
agak ke tengah
4.
Klinis: dapat menimbulkan perdarahan sebelum
persalinan
f.
Plasenta Suksenturiata
1.
Disamping uri yang normal didapatkan uri tambahan
kecil yang terpisah
2.
Diantar auri tambahan dan uri yang normal ada hubungan
pembuluh darah
3.
Klinis; Bila pada waktu persalinan, ada uri tambahan
yang tertinggal maka dapat terjadi perdarahan post partum, oleh karena itu bila
pada pemeriksaan uri dalam selaput janin terdapat pembuluh darah yang terputus
dan terbuka, maka harus diperhatikan kemungkinan adanya plasenta suksenturiata.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Selaput
embrio merupakan selaput pada bagian luar yang membungkus embrio agar berada
persis pada posisi normal di dalam organ reproduksi betina yang berfungsi dalam
perlindungan embrio.
ada empat
macam jenis-jenis selaput embrio pada embrio vertebrata tinggi, yaitu :
1.
Amnion
berfungsi untuk menyelubungi dan melindungi embrio dari tekanan fisik
2.
kantung kuning telur berfungsi untuk nutrisi pada embrio
3.
allantois berfungsi sebagai tempat penampung dan
penympan urin dan sebagai organ pertukaran gas antar embrio dan lingkungan
luarnya
4. karion berfungsi sebagai tempat
pertukaran gas.
Bayi dalam
kandungan membutuhkan makanan dan nutrisi yang cukup dalam masa tumbuh
kembangnya. Plasenta merupakan alat yang sangat penting bagi janin, karena
plasenta merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya, melalui
plasenta bayi bias mendapatkan makanan, nutrisi serta alat untuk melakukan
pernafasan. Plasenta dari hari kehari semakin membesar seiring membesarnya
janin dalam rahim.
Letak
plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah
fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus
uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Tahap Pembentukan plasenta yaitu dimulai dari,
Stadium berongga (lacunar stage), Terbentuknya rongga selom ekstraembrional (extraembryonal
coelomic space) atau rongga korion (chorionic space), Terbentuknya tali pusat, Sirkulasi feto-maternal, Plasenta “dewasa”. Placenta juga mempunyai berbagai fungsi, diantaranya
sebagai Organ respirasi,
Organ transfer
nutrisi dan ekskresi,
Organ untuk sintesa
hormone.
B. Saran
Plasenta merupakan
organ yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan bayi dalam rahim, oleh karena itu
pemenuhan kebutuhan nutrisi serta gizi harus tercukupi melalui ibu yang sedang
mengandung. Proses pertumbuhan plasenta sangat berpengaruh besar bagi kehidupan
janin dalam kandungan, pasokan makanan pada ibu sangat mempengaruhi tumbuh
kembang pada plasenta, kerusakan pada plasenta juga merupakan akibat dari
buruknya pasokan makanan yang dikonsumsi ibu. Oleh sebab itu perlu bagi ibu
yang sedang mengandung untuk mengetahui proses pertumbuhan plasenta, organ yang
merupakan hubungan pengikat antara ibu dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Asep Sufyan. 2011. Biologi Reproduksi. Bandung : Refika Adiatama.
Nawangsari Sugiri. 2011. Zoologi Umum. Jakarta : Erlangga.
BalasHapusIni Kenapa orang-orang Selalu Mengira Saya 10 tahun Lebih Muda KLIK DISINI
phytogreen | zell v platinum plus | zell v phytogreen | zell v | placenta domba | zell v price | zell v placenta | zell v product |ZELL V | zell v phytogreen |